Total Pageviews

Tuesday, March 4, 2008

RFID, Smart Packaging

Salah satu teknik smart packaging yang tidak terlihat cerdas tetapi sebenarnya cerdas adalah penggunaan label RFID (radio frequency identification). Tag RFID pada dasarnya merupakan suatu microchip berantena, yang disertakan pada suatu unit barang. RFID merupakan pengembangan dari barcode. Barcode merupakan sebuah kode-kode tertentu yang diekspresikan dengan susunan garis-garis hitam (bar) dan putih (space) yang berbeda ketebalannya (Gambar 9). Kebutuhan terhadap identifikasi keberadaan suatu barang (item) secara otomatis (Auto-ID) untuk industri, perdagangan dan distribusi melahirkan penggunaan barcode ini lebih dari 30 tahun yang lalu. Bentuk RFID yang digunakan pada kemasan adalah berupa label kertas yang ditempel di kotak pembungkus/karton. Ukurannya bermacam-macam. Yang umum dipakai adalah 10 x 15 cm dan 1,5 x 3 inci, dengan tebal seperti kertas (Gambar 1).

Gambar 1. Anatomi barcode

Teknologi RFID bergantung pada tranmisi data nirkabel melalui medan elektromagnetik. Jantung teknologi ini adalah perangkat yang dinamakan RFID tag: suatu label identifikasi berisi chip yang dapat diprogram, dilengkapi sebuah antena mini. RFID tag bisa dibaca menggunakan suatu reader yang dikendalikan komputer tanpa harus membutuhkan direct line-of-sight, seperti halnya barcode reader . Jangkauan reader ini bisa mencapai satu meter. Supaya informasi yang tersimpan di chip ini bisa dibaca, reader memancarkan suatu medan frekuensi elektromagnetik yang diterima oleh antena mini di RFID tag . Melalui hubungan elektronis itu, data yang tersimpan bisa dibaca, diproses dan diedit.

Seperti halnya barcode, yang memiliki universal product code, sebuah tag RFID memiliki electronic product code (EPC). EPC adalah identifikasi produk generasi baru, yang seperti halnya barcode, terdiri dari angka-angka yang menunjukkan kode produsen, produk, versi dan nomor seri. Namun, EPC memiliki digit ekstra untuk mengidentifikasi item yang unik. Ukuran bit EPC yang mencapai 96-bit memungkinkannya secara unik mengidentifikasi lebih dari 268 juta produsen, masing-masing memiliki lebih dari satu juta jenis produk, sementara sisanya masih mencukupi untuk melabel seluruh produk individualnya. Informasi EPC inilah yang tersimpan di dalam chip RFID. Dengan penggunaan RFID, maka informasi tentang identitas produk yang ada pada EPC dapat diketahui, mulai dari nomor seri, tanggal produksi, lokasi manufaktur, bahkan tanggal kadaluarsa. Informasi tanggal kadaluarsa produk yang terdeteksi dengan label RFID ini akan memudahkan produsen untuk melakukan pemeriksaan stock produknya dan dengan kombinasi dengan tanggal kadaluwarsa akan menghindarkan konsumen dari membeli produk kadaluwarsa.





Gambar 2. Label RFID pada kemasan