Susu adalah sumber pangan penyempurna. Kandungan gizinya macam-macam, demikian juga manfaatnya.
Cairan putih ini dapat dikonsumsi dalam kondisi segar maupun setelah diasamkan, bisa diperoleh dari sapi, kambing, kerbau, dan kedelai. Bagaimana cara mendapat manfaat terbaik dari susu?
Herman adalah seorang pelajar kelas satu SLP di Jakarta. Kakaknya yang lama tak bertemu merasa terkejut begitu melihat adiknya yang tampak sangat sehat dan kuat. Sang kakak melihat kaki dan tangan si adik jadi jauh lebih kuat dengan tulang kelihatan kokoh. Karena penasaran ia bertanya pada ibunya: "Diberi makan apa Bu si Herman itu, kok tangan dan kakinya kelihatan besar dan kuat?" Sang ibu dengan bangga mengatakan bahwa sudah lima bulan ini Herman rajin minum susu berkalsium tinggi.
Lain lagi cerita Eko, mahasiswa biologi sebuah universitas di Yogyakarta. Sudah beberapa hari ini ia berlibur di rumah temannya di sebuah desa di wilayah Temanggung, Jawa Tengah. Ia beberapa kali disuguhi susu, tapi setelah meminumnya ia merasa mulas dan lalu diare meski tidak parah. Kebetulan Eko memang tidak biasa minum susu. Ia merasa bahwa sakit perut itu bukan disebabkan ketidakbiasaannya minum susu, tapi karena susu tersebut kemungkinan diolah secara tidak higienis.
Membantu Metabolisme
Penelitian mengenai susu sudah mencapai tingkat lanjut, para ahli gizi pun selalu merekomendasikannya sebagai minuman yang menyehatkan. Bahkan dalam susunan menu gizi seimbang, susu mendapat tempat sebagai bahan penyempurna.
Susu didefinisikan sebagai cairan yang dihasilkan oleh kelenjar mammae (susu) hewan betina. Kandungan gizi dan asam aminonya lengkap, sehingga susu merupakan bahan pembangun tubuh yang sangat baik. Tidak hanya bayi yang baru lahir, tapi susu juga diperlukan anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia.
Menurut Prof. DR.Ir. Made Astawan , MS , dosen di Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, IPB, susu (sapi) merupakan sumber kalsium, fosfor, vitamin B, dan protein yang sangat baik. Mutu protein susu setara dengan protein daging dan telur.
Protein susu sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh. Meski tidak banyak, susu juga mengandung zat lain seperti ada niacin sekitar 0,2 persen dan zat besi sebanyak 0,1 persen.
Tubuh memerlukan protein untuk pertumbuhan serta mempertahankan substansi tubuh seperti enzim, hormon, atau jaringan-jaringan seperti organ dan otot. Juga untuk membantu proses metabolisme. Dengan mengonsumsi tiga sendok makan penuh susu full cream ditambah segelas air (200 cc) dua kali sehari, berarti Anda mendapat kontribusi protein sebanyak 25 - 40 persen.
Vitamin B di dalam susu yang masuk kelompok vitamin B kompleks berguna untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyediaan energi tubuh. Dalam 100 gram susu terdapat sekitar 0,15 mg vitamin B.
Kandungan kalsium dan fosfor dalam susu sangat penting untuk memelihara serta menguatkan tulang dan gigi. Kegunaan lainnya, untuk membantu proses pertukaran zat dalam tubuh. Orang yang pemenuhan kebutuhan kalsiumnya kurang, pada masa tuanya dapat mengalami keadaan massa tulangnya sangat sedikit (osteoporosis). Dari segelas susu (250 ml) dengan kadar lemak 1,5 persen tubuh bisa memperoleh kalsium sebanyak 295 mg.
Bukan Utama
Mendapatkan susu yang tersedia dalam bermacam kemasan, juga berbagai bentuk produk olahannya, saat ini bukan hal sulit.
Yang kadang menjadi masalah adalah belum tentu susu dan aneka produk olahannya itu cocok untuk dikonsumsi. Bagi mereka yang bermasalah dengan susu hewani tentu harus memilih susu nabati seperti susu kedelai, sebagai pengganti. Para penderita penyakit tertentu juga tak bisa begitu saja minum susu, dan harus berkonsultasi dengan dokter lebih dulu. Misalnya para diabetesi tentunya tidak dianjurkan mengonsumsi susu kental manis yang kandungan gulanya sangat banyak.
Mengutip Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, dosen Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB, pada dasarnya tidak menjadi masalah jika orang dewasa tidak minum susu. Susu bukanlah menu utama. Selain itu kekurangan gizi juga tidak bakal terjadi. Susu hanyalah bahan penyempurna. Jadi walaupun kandungan gizinya amat bermanfaat, tapi kita tetap harus mengonsumsi bahan pangan bergizi lainnya.
Para ahli gizi tidak setuju dengan pola sarapan yang hanya dengan minum segelas susu. Ali Khomsan menyebutkan bahwa bila ingin sarapan dengan susu, kita tetap harus menambah sumber karbohidrat yang juga berprotein tinggi seperti sereal.
Pola sarapan yang diterapkan orang Barat merupakan kebiasaan yang tepat, yakni susu plus sereal atau roti tawar disisipi keju. Bahan-bahan itu cukup baik untuk memenuhi kebutuhan gizi pada pagi hari.
Berdasar hal inilah, Dr. Lanny Ch. Salim, MS, ahli gizi dari RS St. Carolus Jakarta menyebutkan bahwa meskipun susu baik untuk anak-anak, tidak semestinya mereka mengonsumsinya terlalu banyak atau lebih dari kebutuhan. "Bisa tidak mau makan mereka," tuturnya. Kalau sampai tidak mau makan justru berbahaya karena anak-anak harus mengonsumsi gizi lain juga.
Bisa Alergi
Tidak semua orang bisa menikmati susu tanpa masalah.
Made memaparkan bahwa bagi beberapa orang, susu dapat menyebabkan intoleransi, baik berupa intoleransi laktosa maupun intoleransi protein. Intoleransi laktosa adalah suatu keadaan tidak adanya atau tidak cukupnya jumlah enzim laktase di dalam tubuh.
Enzim laktase bertugas untuk menguraikan gula laktosa menjadi gula-gula yang lebih sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa. Dibandingkan dengan laktosa yang bersifat sebagai disakarida, glukosa dan galaktosa merupakan monosakarida yang dapat dicerna dan diserap oleh usus untuk proses metabolisme. Ketiadaan enzim laktase ini menyebabkan terjadinya gejala diare, murus-murus, atau mual beberapa saat setelah minum susu.
Pada orang tertentu, susu juga dapat menyebabkan alergi. Hal ini dikenal dengan istilah intoleransi protein. Salah satu jenis protein yang ada di dalam susu adalah laktoglobulin, yang di dalam tubuh orang tertentu dapat bertindak sebagai antigen (zat perangsang pembentuk antibodi) yang sangat kuat sehingga memicu alergi.
Permasalahan lain yang ada pada susu sapi segar adalah sangat mudah rusak. Susu sapi segar memiliki nilai gizi yang sangat tinggi, sehingga bukan saja bermanfaat bagi manusia, tapi juga bagi jasad renik pembusuk. Kontaminasi bakteri mampu berkembang dengan cepat sekali sehingga susu menjadi rusak dan tidak layak dikonsumsi.
Untuk memperpanjang daya guna, daya tahan simpan, serta meningkatkan nilai ekonomi, diperlukan teknik penanganan dan pengolahan. Salah satu upaya pengolahan susu yang sangat prospektif adalah dengan mengemas dalam berbagai bentuk. Juga mengolahnya menjadi yogurt, keju, dan lainnya.
Sumber : www.kompas.com