Oleh: Elvira Syamsir
Madu sebaiknya tidak diberikan kepada bayi berusia kurang dari satu tahun. Beberapa literatur menyebutkan bahwa madu bisa mengandung spora Clostridium botulinum, yang jika tertelan oleh bayi akan bergerminasi disaluran pencernaannya dan memproduksi toksin penyebab infant botulism. Gejala umum infant botulism adalah sembelit, tidak mampu menghisap (menyusu) dan mengontrol kepalanya. Sistim pencernaan dan mikroflora usus bayi yang belum 'matang' yang diduga menyebabkan spora tumbuh dan memproduksi toksin.
Anjuran agar bayi tidak mengkonsumsi madu dapat dijumpai di buku-buku teks food microbiology, pada bagian yang membahas Costridium botulinum. Clostridium botulinum adalah bakteri patogen yg memproduksi toksin syaraf botulin yang sangat mematikan. Biasanya, bakteri ini memperbanyak diri dan memproduksi toksin di kondisi lingkungan yang tidak asam (pH diatas 4.6) dan dalam kondisi anaerob (tanpa udara). Masalah utama C. botulinum sebenarnya pada makanan kaleng jika proses sterilisasinya tidak memenuhi persyaratan yang diharuskan.
Spora C. botulinum sendiri (bukan racunnya), jika tertelan oleh anak berusia diatas satu tahun dan orang dewasa, biasanya tidak menyebabkan masalah terhadap kesehatan. Kondisi pH lingkungan usus yang rendah (kondisi asam) dan keberadaan mikroflora normal didalam saluran cerna membuat spora yang tertelan tersebut tidak bisa bergerminasi dan memproduksi toksin. Pada sebagian bayi, kondisi saluran cernanya yang belum berkembang normal berpeluang untuk menyebabkan spora ini tumbuh dan berkembang sampai akhirnya memproduksi toksin botulin yang menyebabkan infant botulism.
Spora bakteri ini bisa ditemukan di lingkungan kita: tanah dan udara sekitar. Lalu kenapa hanya madu yang dianjurkan untuk dihindari? Ini karena madu satu-satunya produk yang telah diketahui menyebabkan infant botulism. Kenapa madu bisa mengandung spora C. botulinum? Karena spora ini bisa terdapat di tanah, di udara dan di lingkungan maka bisa jadi spora ini terbawa oleh lebah, dan mengkontaminasi madu. Selain itu, tercemarnya madu oleh spora ini bisa juga terjadi selama proses penanganan madu yang tidak memperhatikan aspek kebersihan dan sanitasi, juga tidak dilakukannya proses pemanasan yang cukup untuk membunuh spora ini. Jadi, jika memang akan membeli madu untuk dikonsumsi bayi, sebaiknya belilah madu yang ditangani dan diolah dengan kontrol higiene dan sanitasi yang baik.
Kasus infant botulism jarang terjadi, tapi jika terjadi maka akibat yang ditimbulkannya cukup serius. Hal ini barangkali yang menyebabkan WHO mengeluarkan anjuran agar bayi tidak mengkonsumsi madu sebelum berusia 6 bulan, dan masih mempertimbangkan resiko madu terhadap kesehatan ketika bayi masih berusia kurang dari satu tahun.