Apa
itu ‘seafood’? Istilah seafood umumnya
mencakup berbagai organisme air, baik dari lingkungan laut maupun air tawar
(danau dan sungai). Termasuk dalam kelompok seafood adalah berbagai jenis ikan,
krustacea (udang, kepiting), moluska (kerang, cumi), echinodermata (teripang)
serta tumbuhan air seperti ganggang dan rumput laut.
Sejak berabad-abad
lalu, seafood telah menjadi bagian penting dari diet manusia. Berbagai studi epidemiologis menunjukkan
adanya hubungan antara konsumsi seafood dengan
penurunan resiko terjadinya penyakit degeneratif. Manfaat konsumsi ikan dalam jumlah banyak
dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung koroner (PJK), tekanan darah
tinggi, stroke, beberapa jenis kanker, rheumatoid
arthritis dan penyakit inflamasi lainnya.
Konsumsi seafood juga membantu mengontrol berat badan dan perkembangan
kognitif anak. Apa saja komponen gizi penting
yang dimiliki oleh seafood sehingga menjadi sangat istimewa untuk
kesehatan?
Protein
Dilihat dari
komposisi gizinya, maka seafood dikatakan sebagai makanan sumber protein. Protein yang terkandung di dalam seafood merupakan
protein lengkap, karena mengandung semua asam amino esensial. Asam amino esensial dibutuhkan tubuh untuk
pertumbuhan dan perbaikan sel tetapi tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga
harus diambil dari makanan. Kandungan jaringan ikatnya
yang rendah, menyebabkan protein seafood lebih mudah dicerna dibandingkan
dengan protein yang ada di dalam daging dan ayam.
Lemak
Kandungan lemak total dan
lemak jenuh seafood relatif rendah. Sebagian
besar ikan dan seafood lainnya mengandung lemak total kurang dari 5%. Ikan berlemak (fatty fish) seperti mackerel dan king salmon mengandung lemak tidak
lebih dari 15%, relatif mirip dengan lean
meat (daging sapi dengan kandungan lemak rendah).
Yang istimewa dari seafood,
kandungan lemaknya sebagian besar adalah lemak tidak jenuh yang kaya asam lemak
tidak jenuh banyak (polyunsaturated fatty
acid, PUFA): omega-3 dan omega-6 dan asam lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid, MUFA): omega-9. Produk seafood mengandung asam-asam lemak ini
dalam jumlah yang bervariasi. Minyak
ikan dan ikan berlemak tinggi (fatty fish)
seperti sardine, tuna, mackerel dan salmon
adalah sumber omega-3 EPA dan DHA yang sangat baik.
Asam lemak omega-3 dan omega-6 adalah asam lemak esensial, sementara
asam lemak omega-9 bukan asam lemak esensial.
Asam lemak esensial adalah asam lemak penting yang tidak bisa disintesa
oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.
Dalam jumlah yang tepat,
kerja dari asam lemak omega-3, omega-6 dan omega-9 akan saling mendukung dalam
menjaga kesehatan tubuh. Asam lemak
omega-3 terutama EPA (asam eikosa pentaenoat) dan DHA (asam dokosa heksaenoat) berfungsi
untuk menurunkan kadar trigliserida darah, menghindari penyumbatan pembuluh
darah dengan mencegah terjadinya penggumpalan keping-keping darah, menurunkan
tekanan darah, menurunkan resiko kanker, dan membantu meningkatkan daya tahan
tubuh, serta berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak dan mata
janin. Asam lemak omega-6 berfungsi
untuk memperbaiki resistensi insulin dan menurunkan insiden diabetes,
menurunkan kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah. Sementara itu, asam lemak omega-9 digunakan
tubuh sebagai pengganti sementara omega-3 atau omega-6, jika persediaan kedua
asam lemak tersebut dalam tubuh tidak mencukupi.
Vitamin
dan Mineral
Seafood merupakan bahan pangan
sumber vitamin dan mineral. Kandungan
vitamin B di dalam seafood relatif mirip dengan kandungan vitamin B di dalam
pangan sumber protein lainnya. Minyak
ikan dan ikan berlemak tinggi (fatty fish)
merupakan sumber dari vitamin A dan vitamin D.
Minyak ikan dan fatty fish termasuk dalam sedikit jenis
pangan yang secara alami kaya vitamin D.
Vitamin D diperlukan tubuh untuk menyerap kalsium dan proses
mineralisasi tulang. Bersama-sama dengan
kalsium, vitamin D berperan penting untuk mengurangi resiko osteoporosis. Tubuh kita dapat mengkonversi komponen
provitamin D di dalam tubuh menjadi vitamin D dengan bantuan sinar
matahari. Akan tetapi, pada orang tua
yang kulitnya sudah tidak lagi mampu mensintesa vitamin D secara efisien atau
pada orang-orang yang jarang terpapar sinar matahari, maka asupan vitamin D
dari makanan menjadi sangat penting untuk mencukupi kebutuhan vitamin D
tubuh.
Seafood juga umumnya
mengandung berbagai jenis mineral seperti fosfor, kalium dan selenium. Selenium adalah antioksidan potensial yang
melindungi sel dari kerusakan oksidatif.
Ikan kaleng atau ikan yang dipresto atau ikan kecil yang digoreng kering
dan dimakan bersama-sama tulangnya merupakan sumber kalsium. Tetapi, daging ikan sendiri (tanpa tulang)
umumnya bukan merupakan sumber kalsium.
Beberapa jenis kerang dan tiram merupakan sumber dari besi, zinc,
magnesium, tembaga, iodin dan komponen gizi mikro lainnya.
Taurin
Taurin adalah turunan asam
amino sistein yang terdapat di dalam air susu ibu (ASI) dan berperan penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan sel syaraf bayi. Tubuh kita dapat memproduksi taurin tetapi
prosesnya tidak terlalu mudah. Oleh
karena itu, ibu hamil dan menyusui disarankan mengkonsumsi makanan kaya taurin
untuk meningkatkan kandungan taurin di dalam ASI. Seafood terutama kerang, kepiting dan
berbagai jenis ikan mengandung taurin dalam jumlah yang cukup tinggi.
Sumber: Fiesta Seafood
Sumber: Fiesta Seafood