Listeria monocytogenes adalah bakteri patogen yang menyukai suhu dingin untuk pertumbuhannya. Jika tertelan, bisa bertahan hidup sampai di saluran cerna, menembus dinding usus dan mengikuti aliran darah bahkan menembus plasenta sehingga menyebabkan keguguran / bayi lahir mati. Selain kematian janin, listeriosis juga menyebabkan meningitis, meningoencephalitis dan encephalitis.
Gejala awal listeriosis seperti gejala flu, demam berkepanjangan dan kaku di tengkuk dengan/tanpa gangguan saluran cerna (diare, mual, muntah). Kelompok yang paling rentan terhadap bakteri ini adalahibu hamil dan janinnya, orang dengan sistim imun yang sedang terganggu, penderita AIDS, kanker, orang yang sedang menjalani kemoterapi, dan lain-lain) dan orang tua. Walaupun demikian, orang yang sehat bisa terserang jika bakteri ini mencemari makanan dalam jumlah besar.
Bakteri ini dapat ditemukan di tanah, perairan yang tercemar kotoran, silase (pakan hijau yang difermentasi), kotoran hewan (1-10% manusia juga pembawa bakteri ini didalam ususnya) dan pupuk kandang. Makanan yang sering dikaitkan dengan bakteri ini adalah susu mentah, susu yang pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama keju lunak), es krim, sayuran mentah, sosis fermentasi, daging merah, unggas dan ikan mentah, daging unggas yang sudah dimasak dan ikan asap.
Karena bisa tumbuh pada suhu rendah hingga 3°C, maka bakteri ini bisa berkembang biak dalam makanan yang disimpan di kulkas. Makanan yang dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar, aman dikonsumsi karena bakteri ini mati pada suhu 75°C. Resiko terbesar adalah kontaminasi silang (jika makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah/peralatan yang terkontaminasi.