Senin yl (17 Nov 08), aku kecopetan di angkutan kota (angkot) dalam perjalanan ke kampus. HP yang sehari-hari akrab menemaniku, raib dibawa pencopet. Rasanya kesal, sekali.... Walaupun HP mungkin bisa dibeli lagi, tapi data-data yang ada didalamnya itu lho, yang tidak bisa dinilai dengan uang. Maklum, aku rada pelupa, jadi segala tetek bengek terkait dengan informasi yang harus kuingat kusimpan didalam HP tsb.
Beberapa lama setelah kejadian itu, aku sempat menyesali diri, mengapa teledor? Mengapa aku berpikir bahwa naik angkot yang menuju kampus dalam (daerah kost-kostan dekat kampus IPB) itu aman sehingga aku tidak waspada seperti halnya kalau aku naik angkot ke jurusan lain? Mengapa aku mengurangi kewaspadaanku ketka melihat semua penumpang terlihat seperti orang baik-baik? Apa penyebab maraknya kasus-kasus kejahatan (termasuk yg kecil-kecilan seperti mencuri HP) saat ini? Apakah benar, faktor ekonomi yang menjadi penyebabnya? Atau karena adanya orang malas yang ingin memperoleh hasil besar tanpa perlu bersusah payah? Apakah sebagian orang terlena dengan gaya hidup instan tersebut?
Hikmah yang kupetik dari kejadian ini adalah: jangan mudah percaya dengan situasi yang terlihat baik-baik saja & selalu waspada; tidak teledor menyimpan informasi penting didalam HP; dan yakin bahwa semua yang ada pada diri kita adalah titipanNya, yang bisa diambil kapan saja sang pemilik mau.