Total Pageviews

Thursday, December 24, 2009

Mengapa babi diharamkan?

Tulisan ini merupakan cuplikan dari artikel - wawancara di web LPPM IPB: Pertanyaan untuk Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman Noor M.Rur.Sc., Ahli Genetika IPB.

Al-Quran Sumber Ilmu Pengetahuan

Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman Noor M.Rur.Sc., ahli genetika Institut Pertanian Bogor (IPB) telah menerbitkan buku terbarunya yang berjudul Rahasia dan Hikmah Pewarisan Sifat (Ilmu Genetika dalam Al-Quran). Apa yang dibahas dalam buku tersebut dan apa latar belakang pemilik sapaan Ronny itu membuat buku tersebut? Berikut petikan wawancaranya kepada Hutami Pudya dari Jurnal Bogor.

Bisakah Anda menceritakan sekilas mengenai buku terbaru Anda?

Tahun ini saya bersama dengan Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc telah membuat buku yang berjudul Rahasia dan Hikmah Pewarisan Sifat (Ilmu Genetika dalam Al-Quran). Buku ini membahas rahasia dan hikmah ilmu pewarisan sifat atau genetika yang berkaitan dengan berbagai teori yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Teori-teori tersebut selanjutnya dicarikan akar keilmuwannya di dalam Al-Quran.

Apa latarbelakang Anda membuat buku tersebut?

Kemajuan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) saat ini seakan-akan telah menyihir umat manusia, termasuk umat Islam. Penemuan-penemuan seperti teknik rekayasa genetika dan teknologi reproduksi seperti bayi tabung serta clonning dianggap sebagai penemuan yang spektakuler. Kalau diperhatikan lebih dalam lagi, ternyata penemuan ini tak semulus seperti apa yang kita bayangkan. Kedua penemuan tersebut menunjukkan bahwa kemajuan IPTEKS yang telah dicapai oleh para ilmuwan saat ini, walaupun spektakuler, tetap tidak dapat dibandingkan dengan ilmu Allah SWT yang Maha Tinggi. Para ilmuwan harus sadar bahwa walaupun kemajuan IPTEKS sudah sangat cepati, tapi Allah SWT lah yang mengatur dan menundukkan semuanya. Saya ingin mengajak umat Islam memanfaatkan Al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan, disamping sebagai ilmu agama.

Apa yang mendorong Anda membuat buku itu untuk mengajak umat Islam memanfaatkan Al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan?

Tak sedikit umat Islam yang “menelantarkan” Al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan. Berbagai teori yang kita kenal dalam ilmu pengetahuan yang kita pelajari seperti misalnya teori Mendel, sebenarnya tercantum di dalam Al-Quran. Meski ilmu, pengetahuan, dan teknologi sudah berkembang demikian pesat, namun masih banyak yang belum diketahui oleh umat manusia. Jadi, saya ingin mengajak umat Islam memanfaatkan Al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan agar mereka lebih menambah keimanan kita kepada Allah ketika menggali ilmu pengetahuan. Karena semuanya terjadi atas izin Allah.

Dapatkah Anda menceritakan salah satu bagian menarik dari buku tersebut?

Ada salah satu bab yang cukup menarik, yakni diharamkannya umat Islam memakan babi. Dulu banyak yang mengatakan babi haram untuk dimakan lantaran hewan tersebut kotor atau jorok. Selain itu ada yang mengatakan pula babi rawan sekali mengandung cacing pita. Kecanggihan teknologi yang ada pada saat ini rasanya kedua alasan itu terbantahkan. Pasalnya di Jerman saja, peternakan babi sudah modern dan bersih. Kebetulan saya pernah melakukan penelitian ke peternakan babi tersebut.

Apa yang Anda dapat?

Sistem pemeliharaan babi di peternakan tersebut sudah sangat modern dan sangat bersih, sehingga tidak tercium bau yang biasanya kita jumpai di peternakan babi pada umumnya. Babi dikandangkan secara berkelompok dengan tingkat kepadatan kandang yang memadai, sehingga babi tampak dalam keadaan nyaman sekali. Lantai tempat babi berdiri dan berbaring terbuat dari karpet sejenis bahan karet yang agak keras dan dilengkapi dengan pemanas untuk kenyamanan babi pada saat musim dingin. Sistem pemberian pakan dan kebersihannya dilakukan secara otomatis. Pakan babi disusun sedemikian rupa kandungan nutrisinya, sehingga tidak menimbulkan bau pada kotorannya, termasuk di dalamnya memberikan ensim pitase yang dapat mengurangi bau pada feces. Sistem pembuangan limbah dilakukan secara terpadu dengan cara mengumpulkannya pada suatu tempat untuk selanjutnya diolah dengan menggunakan mikroba. Setelah melalui proses ini, keluarnya produk kering dari kotoran yang siap dipasarkan menjadi pupuk yang sama sekali tidak mengeluarkan bau. Babi-babi tersebut pun dijaga kesehatannya, sehingga bisa dipastikan aman untuk dikonsumsi.

Lantas, bagaimana dengan pernyataan bahwa babi haram dikonsumsi lantaran babi mengandung lemak yang sangat tinggi sehingga berbahaya bagi orang yang mengonsumsinya?

Hal tersebut juga dipatahkan lantaran dalam peternakan modern, komposisi ransum babi dapat diatur sedemikian rupa sehingga lemak yang dihasilkan jauh berkurang. Di samping itu, dengan menggunakan teori seleksi modern, telah dihasilkan galur babi yang kandungan lemak dagingnya sudah jauh sangat berkurang.

Lalu apa yang membuatnya haram?

Dalam bidang transplantasi organ dari binatang atau ternak ke manusia, babi merupakan pilihan utama untuk dimodifikasi gennya agar organ yang dihasilkan seperti misalnya jantung dan ginjal dapat dicangkokkan pada manusia. Teknologi rekayasa genetik dengan cara mentransfer gen manusia ke babi dilakukan agar babi yang dihasilkan memiliki organ tubuh yang tidak ditolak oleh tubuh manusia. Penggunaan babi ini berhubungan dengan tingkat kesamaan yang tinggi baik ditinjau dari segi fisiologis maupun genetisnya. Dalam penelitian genetika molekuler ternyata ada untaian DNA yang disebut dengan Short Intersperse Nucleotide Elements (SINE) dan Long Interperse Nucleotide Elements (LINE), yang memiliki tingkat kesamaan yang sangat tinggi dengan manusia. Jadi, kemungkinan karena kesamaan yang sangat tinggi inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa babi diharamkan, sehingga dinilai sama seperti sifat kanibal, sifat yang nantinya dikhawatirkan akan mengakibatkan kelainan terhadap generasi berikutnya apabila mengonsumsi babi.