Total Pageviews

Saturday, November 21, 2009

Alergi dan Intoleransi Makanan


Sakit perut kalau minum susu. Kulit menjadi gatal jika makan udang. Apakah kejadian seperti itu anda alami? Apakah penyebabnya: alergi atau intoleransi terhadap makanan? Jika alergi makanan dapat menyebabkan masalah yang serius bahkan fatal, maka intoleransi makanan hanya menyebabkan rasa tidak nyaman pada penderita. Lalu, apa bedanya alergi dan intoleransi makanan?

Alergi makanan adalah reaksi abnormal dari sistim imun tubuh terhadap komponen makanan (protein) dan menimbulkan gejala yang merugikan tubuh. Semua zat yang menyebabkan reaksi imunologi disebut alergen. Apabila alergen masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan membentuk antibodi yang selanjutnya akan menyerang alergen tersebut sehingga memicu reaksi alergi (gatal-gatal, bengkak lidah atau bibir, pusing, pingsan, dan dalam kasus yang parah, kematian). Gejala alergi berlangsung dengan cepat setelah mengkonsumsi alergen. Pada orang yang sangat sensitif, konsumsi sedikit saja makanan alergen dapat memicu alergi.

Potensi terjadinya alergi makanan pada seseorang sering merupakan keturunan. Beberapa makanan yang sering menimbulkan alergi pada anak-anak adalah susu, kacang dan telur sementara pada orang dewasa adalah kerang. Alergi bisa hilang dengan bertambahnya usia. Sebagai contoh, alergi protein susu pada anak bisa menghilang ketika anak dewasa.

Intoleransi makanan merupakan reaksi negatif terhadap makanan dan menimbulkan beberapa gejala (cenderung berhubungan dengan pencernaan, seperti kram, diare, gas dan kembung), namun tidak melibatkan sistem imun tubuh. Penyebab intoleransi makanan adalah karena sistim pencernaan penderita kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna zat tertentu dalam makanan. Contoh intoleransi adalah intoleransi laktosa dan penyakit celiac. Intoleransi laktosa terjadi pada orang yang kekurangan enzim laktase di saluran cernanya sehingga tidak bisa minum susu (kecuali jika laktosanya telah dihilangkan); sementara penderita penyakit celiac tidak bisa mengkonsumsi produk yang mengandun terigu karena penderita tidak dapat mencerna gluten yang terdapat didalam terigu.