Total Pageviews

Tuesday, December 23, 2008

Pembuatan Susu Jagung

Elvira Syamsir

Tanaman jagung merupakan salah satu bahan makanan pokok yang memiliki kedudukan penting setelah beras bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, jagung juga merupakan sumber bahan baku bagi sektor industri termasuk industri pangan. Salah satu jenis jagung yang banyak dimanfaatkan adalah jagung manis (Zea mays sacc). Tanaman jagung manis berumur pendek, mudah ditanam dan dipelihara, cepat panen, buahnya enak dimakan tetapi tidak tahan lama.

Kandungan gizi penting pada jagung adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat jagung terdiri dari pati, gula, serat kasar dan pentosan. Pati jagung terdiri dari amilosa dan amilopektin, sedangkan gulanya berupa sukrosa. Lemak jagung sebagian besar terdapat pada bagian lembaganya. Asam lemak penyusunnya terdiri dari asam lemak jenuh yang berupa palmitat dan stearat serta asam lemak tidak jenuh berupa oleat dan linoleat. Protein jagung mempunyai komposisi asam amino yang cukup baik, tetapi asam amino lisin dan triptofan terdapat dalam jumlah kecil. Jumlah kandungan protein dan lemak jagung ini bervariasi tergantung dari umur dan varietasnya. Kandungan lemak dan protein jagung muda lebih rendah dibandingkan dengan jagung tua.

Di negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa, jagung manis telah diusahakan dalam berbagai bentuk olahan seperti dikalengkan, dibekukan, dikeringkan, atau dibuat krim. Selain itu juga sering dijumpai dalam bentuk tepung maizena dan minyak jagung. Bahkan di Thailand, salah satu usaha agar jagung manis mempunyai nilai tambah adalah diolah menjadi corn milk (susu jagung). Susu nabati seperti susu jagung, dibutuhkan terutama bagi seseorang yang alergi terhadap susu sapi. Sebagai minuman, susu jagung diharapkan dapat menyegarkan dan menyehatkan tubuh karena tidak mengandung kolesterol.

Susu jagung diperoleh dengan cara penggillingan biji jagung yang telah direbus dalam air. Hasil penggilingan kemudian disaring untuk memperoleh filtrat yang kemudian dipasteurisasi dan diberi flavor untuk meningkatkan rasanya. Kandungan ekstrak karbohidrat dalam susu jagung dipengaruhi oleh varietas jagung, jumlah air yang ditambahkan, jangka waktu dan kondisi penyimpanan, kehalusan gilingan, dan perlakuan panas. Selain jagung manis, bahan utama pembuatan susu jagung adalah gula pasir, CMC dan air.

Proses pembuatan susu jagung mengacu pada proses pembuatan susu kedelai dengan beberapa modifikasi. Langkah awal yang harus dilakukan adalah membersihkan dan mensortasi jagung. Jagung yang hasil sortasi lalu direbus selama beberapa menit, dilanjutkan dengan proses pemipilan biji. Jagung pipil kemudian diblender dengan penambahan gula dan air dengan rasio tertentu. Bubur jagung yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan kain saring. Filtrat yang dihasilkan merupakan susu jagung mentah. Selanjutnya, susu dipanaskan pada suhu 70OC selama 20 menit, didinginkan dan disimpan dingin. Produk membutuhkan beberapa tahapan perlakuan lagi jika akan dikemas dalam cup, untuk menjamin keamanan produk selama distribusi dan penjualan produk.

Monday, December 22, 2008

Dibalik nikmatnya kopi

Majalah Intisari

Selain teh, kopi merupakan minuman paling dikenal umat manusia. Tak seorang pun tak mengenal kopi. Minuman ini sudah dikenal di mana-mana sejak ratusan tahun lalu. Begitu terkenalnya kopi sampai timbul istilah coffee break atau "rehat kopi" di setiap acara resmi seperti seminar, lokakarya, rapat, dll. Sementara dalam kehidupan sehari-hari, kopi seringkali dijadikan pendamping sarapan pagi.

Kopi mengandung kafein yang merupakan derivat dari xantin. Kafein dapat menimbulkan perangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak), sistem pernapasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung. Sebab itu tidak heran setiap minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh kita terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau pun mengantuk. Dampak positif ini menyebabkan orang sulit terlepas dari kebiasaan minum kopi.

Cara pengolahan dan penyeduhan kopi memberi andil terhadap konsentrasi kafein dalam minuman kopi. Sebagai contoh, kopi tubruk pada umumnya lebih keras karena bubuk kopi dalam cangkir atau gelas langsung diseduh air mendidih.

Kebiasaan minum kopi acap kali memunculkan efek "kecanduan" baik secara psikologis maupun fisiologis. Ciri umum ketergantungan kopi antara lain rasa letih atau lelah, tak bersemangat dan mengantuk kalau sehari saja tidak minum kopi. Yang wajar adalah mengonsumsi kopi sebanyak 85 - 200 mg atau 1 - 3 cangkir kopi.

Minum kopi di atas 250 mg sekaligus dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti jantung berdebar, gelisah, insomnia (sulit tidur), gugup, tremor (tangan bergetar), bahkan mual sampai muntah-muntah. Minum kopi juga berbahaya bagi penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) karena senyawa kafein bisa menyebabkan tekanan darah meningkat tajam. Selain itu, kopi juga bisa meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan akibat produksi urin bertambah. Jadi, jangan heran kalau tak lama sehabis mengkonsumsi kopi kandung kencing cepat penuh. Minum kopi terlalu banyak bisa pula mengurangi kesuburan wanita, apalagi kalau dikombinasikan dengan alkohol. Bagi wanita usia menopause, minum kopi dalam jumlah banyak bisa menambah risiko kekeroposan tulang (osteoporosis). Pada dosis sedang, kafein menaikkan produksi asam lambung yang berlangsung lama, sehingga dapat memperbesar risiko penyakit lambung, tukak lambung, atau tukak usus halus. Jadi para penderita kelemahan lambung hendaknya menghindari konsumsi kopi.

Kopi juga meningkatkan resiko terkena atersklerosis karena meningkatkan kadar homosistein. Atas dasar itu alangkah baiknya tidak minum kopi, khususnya bagi mereka yang berisiko tinggi penyakit jantung. Kalau pun harus minum kopi, untuk kita sebaiknya hanya 1-3 cangkir sehari dan itu pun tidak pada saat menjelang tidur.

Mengenal hasil perikanan

Hasil perikanan dapat digolongkan menurut jenisnya, asal atau tempat hidupnya dan berdasarkan kandungan lemaknya Berdasarkan jenisnya, ikan digolongkan sebagai: ikan bertulang belakang dan bersirip (yang dikenal sebagai “ikan”), dan ikan yang tidak bertulang belakang dan tidak bersirip (dikenal sebagai kerang/moluska, udang/krustasea, sefalopoda dan jenis-jenis hasil perikanan lainnya).

Moluska memiliki tubuh yang lunak dan badan umumnya diselubungi oleh rumah kerang yang terbuat dari bermacam-macam mineral, dengan kalsium sebagai mineral utamanya. Anggota moluska antara lain kerang (remis, tiram), abalone , scallops dan mussels . Krustasea memiliki badan yang terbungkus oleh kerangka keras yang tersusun dari kitin (chitin) dan bersekat-sekat. Contoh golongan krustasea antara lain udang, lobster dan kepiting. Sefalopoda memiliki tubuh yang lunak, tanpa dilindungi oleh kerangka keras ataupun cangkang, contohnya cumi (squid) dan gurita (octopus). Hasil perikanan lainnya diantaranya adalah ubur-ubur, teripang dan krill .

Dilihat dari kandungan lemaknya, ikan digolongkan menjadi ikan berlemak rendah (kadar lemak kurang dari 2%) contohnya kerang (clam), lobster , bekasang, bawal dan gabus; ikan berlemak sedang/medium (kadar lemak 2 – 5%) contohnya ikan mas (carp), rajungan (crabs) dan ikan ekor kuning; dan ikan berlemak tinggi (kadar lemak 6 – 20%), contohnya mackerel, salmon, sardin, tuna, tawes, sepat, tembang dan belut.

Berdasarkan habitat tempat hidupnya, dikenal ikan air tawar, ikan laut dan ikan anadromus. Ikan air tawar (contohnya gurami, patin, mas, mujair, gabus, lele, nila, tawes dan lain-lain) hidup di kolam, danau, sungai dan tambak. Ikan laut (kakap, kembung, bawal, tenggiri, tuna, salmon dan lain-lain) hidup di laut sementara ikan dari kelompok anadromus (contohnya ikan salmon) dapat berpindah dari air laut ke air tawar untuk bertelur. Kelompok ikan laut dapat dibagi lagi menjadi dua golongan, yaitu ikan pelagik dan ikan demersal. Ikan dari golongan pelagik hidup di daerah permukaan air laut, contohnya tuna, bawal, mackerel, lemuru, ikan teri dan ikan terbang. Golongan ikan demersal hidup di tempat yang dalam atau di dasar laut, contohnya adalah ikan cod , kakap dan hiu.

Mengenal mutu seafood secara subjektif

Kerang dan tiram segar memiliki kulit yang tertutup rapat dan di dalamnya penuh cairan bening. Daging cemerlang dengan bau segar. Yang tidak segar dicirikan dengan kondisi daging yang merekat atau berlendir, bau amonia dan agak asam.

Kepiting segar terlihat bersih, baunya manis, daging putih dan mengandung lemak berwarna kuning; sementara jika mutu sudah menurun maka kulit terbuka (merenggang), daging mengering dan tidak terdapat lagi cairan pada kulit, daging mungkin berubah warna, agak asam dan bau.

Udang segar mudah bergeser diantara sesamanya, tidak ada bau menusuk, daging kenyal, berwarna hijau keabuan, semi transparan sementara udang yang sudah tidak segar mengeluarkan bau amonia, tanda telah terjadi pembusukan dan timbul warna merah menyolok.

Pada lobster, yang diinginkan adalah lobster hidup yaitu yang menunjukkan tanda-tanda hidup, alat penjepit masih bergerak, warna sesuai aslinya (tampak kebiruan). Lobster mentah yang sudah rusak biasanya memiliki warna daging yang agak gelap (menunjukkan adanya pendarahan) tetapi kerusakan yang lain tidak mudah terlihat. Lobster masak yang berasal dari lobster bermutu baik akan berwarna merah cemerlang, berat sesuai ukuran, ekor membengkok kuat ke bawah tubuh, daging padat dan tegang, kalau ekor ditarik akan kembali ke semula. Lobster masak yang berasal dari lobster mentah bermutu rendah biasanya tidak berwarna merah, kalau ditarik ekor tidak kembali ke kedudukan semula dan terbentuk warna hitam (black spots) akibat reaksi enzimatis.


Elvira Syamsir

Mengenal singkong, ubi jalar dan talas

Majalah Noor, April 2007

1. Singkong

Singkong ada 2 macam, yaitu singkong kuning dan singkong putih. Singkong kuning (singkong mentega) jika dimasak memiliki tekstur yang pulen dan cenderung lembut layaknya mentega. Singkong ini cocok untuk dibuat penganan singkong yang dihaluskan misalnya comro, getuk, ketimus, atau singkong goreng. Singkong kuning tidak cocok untuk dibuat keripik karena keripik sulit untuk mengering. Jika akan digoreng, singkong ini lebih baik direbus dahulu bersama bumbu hingga matang dan sedikit pecah, baru digoreng dengan minyak panas. Singkong putih lebih cocok untuk membuat keripik, karena teksturnya lebih padat dan keras. Singkong yang baik memiliki penampakan yang mulus, tidak terlalu banyak akarnya, tidak berwarna kebiruan dan tidak kering di bagian luarnya, juga tidak banyak “luka” pada kulitnya.


2. Ubi Jalar

Ada 4 jenis ubi jalar: ubi putih, ubi merah, ubi ungu dan ubi madu. Ubi putih mempunyai tekstur yang rapuh, dengan rasa yang lebih manis dari ubi merah. Ubi ini cocok untuk digoreng ataupun kolak. Jika kolak dibuat dengan ubi merah, maka perlu ditambahkan perasa manis karena rasanya yang tidak terlalu manis. Ubi merah cocok dibuat keripik, karena tidak mudah gosong pada saat digoreng. Ubi Jepang yang kulitnya berwarna ungu merupakan ubi yang paling manis. Ubi ini memberi kesan eksotik pada cake, es krim dan pudding, tetapi dengan direbus saja rasanya sudah cukup enak. Ubi madu atau ubi Cilembu, mempunyai aroma mirip madu, sangat harum dan mempunyai tekstur yang lembut. Ubi ini biasanya diolah dengan dipanggang di dalam oven atau dibakar di dalam bara api, tapi tidak cocok untuk digoreng (kandungan gulanya yang tinggi membuat ubi ini sangat mudah “gosong”) dan direbus (aroma dari “madu” nya akan berkurang bahkan hilang).

3. Talas

Talas yang dikenal di pasaran ada 2 macam yaitu talas putih (talas Bogor) dan talas ungu (Bentul atau talas Pontianak). Talas Bogor lebih masir sedangkan talas Pontianak lebih pulen dan beraroma khas dan wangi. Tekstur talas khas: agak sedikit lengket dan pulen bila dimasak. Getah pada talas kadang menimbulkan rasa gatal di lidah dan kerongkongan, bila pencuciannya tidak benar. Cara membersihkan yang benar adalah kupas talas hingga bersih, kemudian rendam dalam air garam paling tidak 30 menit. Lalu cuci bersih, dan siap untuk diolah. Talas Bogor cocok untuk dibuat keripik, ataupun makanan lain seperti jenang grendul atau digoreng sedangkan talas Pontianak cocok untuk dibuat cake, isian roti, dan juga es krim.

Friday, December 19, 2008

CONTOH PERHITUNGAN INDEKS KERUSAKAN DAN INTERPRETASINYA

A. INDEKS KERUSAKAN

Suhu dan kelembaban lingkungan secara langsung mempengaruhi laju pertumbuhan mikroba dan secara tidak langsung mempengaruhi laju konsumsi biji-bijian oleh serangga dan rodenta. Kondisi suhu dan RH lingkungan tersebut juga mencerminkan indeks kerusakan (deterioration index, DI). Hubungan antara suhu dan RH dengan DI dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:

DI = (RH – 65) Pas x 10-4 ......................................................1

dimana DI = indeks kerusakan; RH = kelembaban relatif (%); Pas = tekanan uap jenuh (Pa) pada suhu yang sesuai.

Hubungan tekanan uap jenuh (dalam Pa) dengan suhu (dalam OC) untuk iklim daerah tropis seperti di Indonesia yang mengalami fluktuasi suhu yang kecil, dapat diperoleh dari persamaan-persamaan berikut:

Pas = 162T – 918 untuk T = 20 – 25oC ..........................................2
Pas = 214T – 2240 untuk T = 25 – 30oC ..........................................3
Pas = 283T – 4310 untuk T = 30 – 35oC ..........................................4

Nilai DI dapat digunakan untuk mengklasifkasikan iklim disuatu daerah berdasarkan kesesuaiannya untuk penyimpanan (Tabel 1). Suatu daerah dikatakan memiliki kondisi iklim yang aman untuk penyimpanan jika memiliki nilai DI <5. Selain itu, nilai DI juga memberikan pandangan yang lebih jelas terhadap variasi musim sepanjang tahun.

Klasifikasi iklim suatu daerah berdasarkan nilai DI :

Nilai DI Potensi kerusakan yang ditimbulkan
0 – 2 Rendah (panas-kering ; dingin-kering)
2 – 5 Sedang
5 – 10 Tinggi (panas-basah)

B. INDEKS KERUSAKAN KECAMATAN DARMAGA, BOGOR

Data iklim (suhu dan kelembaban rata-rata) kecamatan Darmaga sepanjang tahun 2005 – 2007 ditampilkan pada Tabel 1. Dari data diketahui bahwa kisaran suhu rata-rata berada pada kisaran 25 – 30oC sehingga, untuk menghitung nilai tekanan uap jenuh digunakan persamaan 3. Dari nilai suhu maksimal absolut, tekanan uap jenuh dan kelembaban selanjutnya ditentukan nilai DI menggunakan persamaan 1. Nilai DI yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2, dan selanjutnya nilai rata-rata bulanan DI ditampilkan dalam bentuk grafik (Gambar 1).

Tabel 1. Data suhu dan kelembaban kecamatan Darmaga 2005 - 2007


Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa iklim di daerah Darmaga Bogor yang cukup aman untuk penyimpanan bebijian (nilai DI <5) hanya 4 bulan yaitu pada sepanjang bulan Juli sampai Oktober. Nilai DI dari daerah Darmaga diluar bulan Juli sampai Oktober, lebih besar dari 5 yang berarti tidak aman untuk penyimpanan. Sehingga, penyimpanan bebijian di daerah Darmaga pada bulan-bulan diluar periode bulan Juli – Oktober, hendaknya dilakukan dengan modifikasi kondisi penyimpanan.

Tabel 2. Nilai tekanan uap jenuh pada suhu rata-rata dan indeks kerusakan


Gambar 1. Indeks kerusakan bulanan di kecamatan Darmaga
(berdasarkan data iklim 2005 – 2007)

Daftar Pustaka

Syarif, R dan H. Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan. Jakarta

Warna dan Kultur

Warna adalah bahasa universal visual yang paling umum dihadapi sehari-hari. Manusia selalu terpesona oleh warna. Didalam disain, warna memiliki daya tarik, menciptakan suasana (romantis), menciptakan suasana hati (dinamis), dan membangun/menciptakan citra (ceria, akrab, ramah lingkungan, berwibawa, berkelas, nyaman).

Secara psikologis, warna memang mempengaruhi kita. Efek psikologisnya sering jauh lebih dahsyat daripada pengalaman visual kita. Warna tertentu memiliki efek psikologi tertentu pula. Warna-warna tertentu dapat merangsang kita, menciptakan gairah, atau sebaliknya membuat kita depresi dan melemahkan kita. Warna tertentu malah membuat kita lapar. Efek ini dikenal dengan chromodynamics.

Kultur bisa sangat berbeda antara negara. Arti warna juga memberikan pengertian yang berbeda antara satu kultur ke kultur yang lain. Hal yang mudah tampak misalnya warna suci untuk Judeo-Christian West adalah merah-biru-putih-emas akan sangat berbeda dengan Budha yang kuning atau Islam yang hijau.

Pengetahuan tentang kultur juga menjadi penting, karena ada warna tertentu yang dianggap tabu. Ungu, misalnya, merupakan warna bangsawan, karena memberi kesan mewah, kaya, dan canggih. Ungu juga sangat feminin dan romantik. Tapi, karena di alam nyata ungu adalah warna yang cukup jarang, ungu sering dianggap artifisial. Dalam beberapa kultur, ungu juga kurang disukai karena merupakan warna berkabung.

Orang dari kultur yang berbeda seringkali memberikan respon yang berbeda terhadap suatu warna. Sebagai contoh, Amerika Serikat menghindari penggunaan warna hijau untuk promosi ke investor dari Perancis. Walaupun warna hijau banyak digunakan pada logo bank di Amerika Serikat karena berarti keamanan/keepercayaan, tapi warna hijau di Perancis berarti kejahatan. Beberapa warna juga memiliki arti tersendiri bagi suku-suku di Indonesia. Warna bendera tanda dukacita di Solo berwarna merah, di Yogyakarta berwarna putih, di Jakarta warnanya kuning sementara di Sumatera berwarna hitam.

Grafik Color-Culture yang dikembangkan Boor mencoba menjelaskan arti warna untuk beberapa negara. Grafik Color-Culture dapat dilihat pada Tabel 1. Dari sini jelas terlihat bahwa pengembangan warna untuk keperluan disain kemasan perlu mempertimbangkan aspek psikologis warna tersebut terhadap segmen pasar yang dituju.

Tabel 1. Grafik Color-Culture: Arti Warna Pada Sebuah Negara

Warna

Negara

Cina

Jepang

Mesir

Perancis

Amerika

Merah

Kebahagia-an

Kemarahan

Bahaya

Kematian

Kebangsa-wanan

Bahaya

Stop

Biru

Surga

Kejahatan

Kebaikan

Kebebasan

Maskulin

Keberanian

Kedamaian

Kebenaran

Hijau

Ming,

Masa Depan

Kesuburan

Kriminal

Keamanan

Surga

Muda

Kekuatan

Jalan

Energi

Kuning

Kelahiran,

Keanggunan

Kebahagiaan

Sementara

Sementara

Kesehatan, Kekuatan

Kebangsa-wanan

Harapan

Ketakutan

Putih

Kematian

Kematian

Kesenangan

Netral

Kemurnian

Kemurnian

Pemahaman termasuk selera (taste) terhadap suatu produk, pada umumnya dipengaruhi oleh pengalaman keseharian dan kultur yang berkembang ditengah komunitasnya. Menurut President Asosiasi Desainer Produk Indonesia (ADPI) Mizan Allan de Neve dalam Republika Online (2005), bukan hal aneh jika masya-rakat Indonesia menyukai unsur kayu. Masyarakat Indonesia akrab dengan war-na-warna kayu karena hidup pada lingkungan tropis. Contohnya batik yang dido-minasi warna kayu. Warna kayu dapat dikatakan sebagai salah satu ciri khas Indonesia. Di sisi lain, masyarakat Indonesia juga memiliki pengalaman panjang dengan Belanda. Salah satu 'warisan' Belanda kepada masyarakat Indonesia adalah warna hitam yang identik dengan wibawa, angker, sakral, disungkani.

Daftar Pustaka

Republika Online. 2005. Desain Televisi: Evolusi atau Revolusi (Sabtu, 4 Juni 2005). http://www.republika.co.id. Diakses 29 Desember 2007.

Wicaksana, I.W.S dan I.M. Wiryana. 2005. Pengembangan Aplikasi Komputer Berbasiskan Kultur Lokal. Universitas Gunadarma. Jakarta.

Thursday, December 18, 2008

Membuat tahu dari susu skim: mungkinkah?

Elvira Syamsir, Konsultasi Pangan di Tabloid Peluang Usaha
  1. Sebenarnya tahu dapat dibuat dari bahan apa saja?
  2. Apakah mungkin membuat tahu dengan bahan lain seperti susu skim? Mulai dari bahan dan alat, sampai pembuatan?
  3. Bagaimana agar tahu tersebut dapat tahan lama? Apakah perlu bahan pengawet? Jika iya, dari jenis apa? Berapa dosisnya? Dapat dibeli dimana?
  4. Bagaimana pengemasan tahu dari susu skim tersebut?
  5. Sebaiknya disimpan pada suhu berapa?
  6. Apakah produk tersebut sudah banyak di Indonesia?
Jawaban:
  1. Tahu yang dijual komersial saat ini dibuat dengan menggunakan kedelai sebagai bahan bakunya. Dilihat dari prinsip pengolahannya, tahu adalah produk hasil penggumpalan protein kedelai. Sehingga, tahu juga mungkin dibuat dari bahan pangan kaya protein lainnya, seperti susu skim. Hanya saja, tekstur dan citarasanya tentu tidak persis sama dengan tahu yang bahan bakunya kedelai.
  2. Pada prinsipnya, pembuatan tahu susu dari susu skim dapat dilakukan dengan metode yang mirip dengan pembuatan tahu menggunakan susu kedelai. Susu skim cair (kadar padatan sekitar 6% dan kadar protein sekitar 3%, atau variasi lain tergantung pada tekstur tahu yang diinginkan) dimasak pada 100oC selama 10 menit, lalu ditambahkan koagulan (bahan penggumpal) protein. Koagulan yang bisa digunakan antara lain: kalsium/magnesium-klorida, kalsium sulfat, glukano-D-laktone dan koagulan asam (asam laktat, asam asetat). Jenis dan konsentrasi koagulan akan mempengaruhi tekstur dan citarasa tahu yang dihasilkan. Penambahan koagulan menyebabkan protein susu menggumpal membentuk curd. Selanjutnya, curd yang terbentuk dihancurkan dengan pengadukan, untuk mengeluarkan air yang terperangkap didalam curd. Proses pengeluaran air lebih lanjut lalu dibantu dengan menggunakan pengepressan: curd atau gumpalan protein dituangkan ke kain saring lalu dipress untuk mengeluarkan airnya. Setelah itu, tahu dipotong-potong menjadi bentuk kubus, disusun dalam wadah berisi air dan disterilisasi atau dipasteurisasi dan kemudian didinginkan dan dikemas.
  3. Kadar protein dan kadar air yang tinggi menyebabkan tahu menjadi sangat mudah rusak jika disimpan di suhu ruang. Untuk memperpanjang umur simpannya, tahu sebaiknya disimpan didalam lemari pendingin. Untuk memperpanjang umur simpan tahu di suhu ruang selama 2 – 3 hari, maka tahu direndam dalam larutan air garam (konsentrasi 5%), atau campuran larutan kunyit dan jeruk nipis. Ganti air perendam (larutan garam atau larutan kunyit) ini dengan yang baru, setiap 24 jam sekali. Tetapi, penggunaan larutan garam atau larutan kunyit mungkin akan mengubah warna, bau dan citarasa tahu.
  4. Pada dasarnya, pengemasan tahu susu sama dengan tahu biasa, dapat dikemas dengan plastik PE.
  5. Suhu penyimpanan terbaik adalah pada suhu dingin, sehingga tahu sebaiknya disimpan didalam lemari pendingin (kulkas).
  6. Sampai saat ini saya belum mendengar tentang tahu susu yang dijual secara komersial di Indonesia.